Tampilkan postingan dengan label flores. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label flores. Tampilkan semua postingan

Rabu, 26 Juni 2013

Keriting lagi!?

Keriting Lagi..!??



Sepasang suami istri di pedalaman pulau Flores telah memiliki 2 orang anak perempuan. Semua anak perempuannya itu berambut keriting (maklum orang flores pedalaman). Si suami sangat ingin punya anak perempuan yang berambut lurus.

Untuk mendapat anak ketiga yang berambut lurus, pada suatu hari, si suami mengajak istrinya turun ke kota, ke tempat praktek dokter, untuk meminta  nasihat atau petunjuk dokter bagaimana caranya mendapat anak yang rambutnya lurus..(seperti orang Jawa, katanya kepada dokter).


Sang dokter pun memaklumi keinginan mereka, lalu menasihati ‘kalau mau punya anak yang berambut lurus seperti orang jawa, ...pada saat kalian berhubungan suami istri., punya bapak jangan dimasukin semuanya ..biar dapat anaknya berambut lurus..’ kata dokter sambil menunjuk pada si suami tadi.

“Oh .. begitu ya dok... gampang banget..” kata sang suami mencoba bergaya jawa (maklum.. ia sebelumnya telah lama merantau di jawa)

Dengan senang hati mereka pun segera kembali ke kampung. Setibanya di rumah, si suami langsung menggaet tangan istrinya ke kamar mereka.

Di dalam kamar, dengan semangatnya Ia mengajak istrinya..’ayo ma …kita buat anak lagi biar dapat yang rambutnya lurus seperti saran dokter tadi…”



’oke pa..terserah bapak saja kata istrinya menyetujui..

Lalu mereka pun segera memulai permainan dengan semangatnya layaknya pengantin baru. Karena sudah menggebu-gebu, si suami tidak kuat menahan nafsunya. Ia pun segera ingin memasukan miliknya. Namun, apa yang terjadi...ketika sudah dimasukin setengahnya, terdengar suara seekor nyamuk berputar-putar dan mengiang-ngiang di telinganya. Ia pun jadi hilang konsentrasinya karena ulah nyamuk tersebut. Ketika nyamuk itu hinggap di pantat alias bokongnya, ia segera memukul nyamuk di bokongnya itu..Plak!!.. Istrinya pun kaget bukan main dan berteriak ‘ya.. keriting lagi….pak.!??. Ternyata….karena pukulan tadi, punya si bapak telah masuk semuanya. Gagal lagi…gagal lagi….



Selasa, 11 Juni 2013

Handetolan


Seorang bapak di pedalaman pulau flores, memiliki 3 orang anak perempuan yang sudah mulai tumbuh dewasa. Karena semuanya cantik-cantik, ketiga anaknya mulai dilirik oleh pemuda-pemuda kampung. 

Pada suatu hari, untuk pertama kalinya ketiga anaknya itu diundang mengikuti pesta kawin di kampung sebelah, rencananya mereka akan berjalan beramai-ramai pada malam harinya bersama teman-teman lainnya (maklum anak kampung di flores, kurang hiburan. Kalau ada pesta, biar di kampung sebelah, atau di belakang bukit sekalipun..jalan..yang penting senang dan ramai-ramai. Dan Kebanyakan pesta dibuat di malam hari. Biasanya perkenalan atau pertemuan jodoh antara muda-mudi terjadi di pesta-pesta seperti itu).


(Gbr : suasana pesta di flores)

Kebetulan, waktu itu hari telah menjelang sore. Sementara ketiga anak gadisnya bersiap-siap, si Bapak duduk-duduk di bale-bale rumahnya sambil mendengar radio kecilnya (maklum…radio transistor adalah hiburan satu-satunya di desa). Untuk menghindari anaknya mendapatkan jodoh yang salah, ketika anaknya hendak berangkat meninggalkan rumah, si bapak berpesan pada ketiga anaknya 
‘hei.. kamu bertiga…, kalau mau cari jodoh,..jangan dengan yang namanya HANDE TOLAN itu ya…!’  
‘kenapa pak’ tanya anaknya yang tertua. 
‘iya… karena ..yang namanya HANDE TOLAN itu hampir tiap hari ada saja anggota keluarganya yang meninggal’. 
‘kok bapak tahu …’ tanya anaknya lagi. 
‘iya..coba kamu dengar di radio (maksud bapak “radiogram”) .. kalau ada berita duka, pasti selalu keluarganya HANDE TOLAN itu yang meninggal…tadi baru saja berita yang bapak dengar, ada keluarganya HANDE TOLAN yang meninggal kemarin…’



Penjelasan : Rupanya si bapak tidak mengerti dengan kata HANDAITAULAN (sebutan si bapak : HANDE TOLAN). Karena kalau di Flores, berhubung keterbatasan alat transportasi dan komunikasi, masyarakat pedesaan hanya memiliki Radio sebagai sumber informasi (maklum jalan masih sangat jelek dan kurang, belum ada TV, Parabol, atau HP seperti sekarang), sehingga kebanyakan pengumuman pemerintah, penyampaian program-program pembangunan dan juga berita-berita keluarga seperti berita duka dan lain-lain.. paling efektif dan cepat disampaikan lewat Radio Pemerintah Daerah (RPD). Pada setiap berita duka selalu dibacakan kalimat begini : Berita duka berasal dari…., ditujukan kepada Bapak …., Saudara…., dan seterusnya …., … dan HANDAITAULAN dimana saja berada…)