Selasa, 11 Juni 2013

Anak jadi Bupati atau Kepala desa?

 

Sepasang pengantin baru di desa pedalaman, sebelum menjalani malam pertamanya, mendapat wejangan dari wali nikahnya (orang tua saksi nikahnya). 


‘Sebagai keluarga baru, kalian pasti pingin punya anak’kata si wali nikah mengawali wejangannya. 
Pasangan pengantin-pun mengangguk. Lalu walinya melanjutkan ..
‘Supaya kalian mendapat anak yang kelak di kemudian hari menjadi seorang Bupati, pada saat melakukan hubungan suami istri (HSI), kamu sebagai suami jangan masukin semuanya, cukup bagian ujungnya saja..’kata wali nikah mengingatkan sambil menunjuk pada sang suami. 
‘oh begitu…?’ kata si suami. 
‘iya…, tapi kalau ingin anakmu kelak hanya menjadi camat, ….kamu bisa masukin setengahnya saja, nanti anakmu pasti menjadi camat…!!. 
‘hmmm…’ kata si suami td sambil mengangguk angguk mencermati nasihat wali nikahnya. 
‘..lalu kalau saya masukin semuanya, ..anak saya akan jadi apa …?’ tanya si suami dengana semangatnya. 
‘Blo'on kamu... kalau kamu masukin semuanya, anakmu kelak hanya jadi Kepala Desa saja….tahu..!’ Kt wali nikah melanjutkan. 
‘ooh begitu’ kt pasangan pengantin tadi bersamaan tanda mengerti.

Setelah selesai mendengarkan wejangan tadi, keduanya pun masuk ke kamar pengantinnya. 
Sebelum melakukan HSI, si suami bertanya pada istrinya 
‘bu…anak kita nantinya mau jadi apa…?. 
’jadi Bupati saja pak…!!, kan Bupati lebih tinggi jabatannya, juga uangnya lebih banyak..’kata istrinya. 
‘oke..bu, anak kita jadi Bupati saja..’kata suaminya menyetujui.
’kalau begitu, bapak jangan masukin semuanya dong.., cukup ujungnya saja….seperti kata wali nikah tadi’ kata sang istri lagi mengingatkan.’
’oke..bu…aku tahu…aku tahu…’ kata si suami sambil bernafsu melucuti pakaian si istri dan mulai merangsangnya alias pemanasan. 
Si istri pun tidak kalah agresifnya, berbuat sebaliknya pd suaminya…..

Beberapa menit kemudian, nafsu si suami pun mulai berkobar-kobar, dan ia mulai melakukan serangan andalannya….
’ingat..pa…ingat..pa… anak kita harus jadi Bupati……!! kata istrinya mengingatkan. 
’Ahhh..ia cukup jadi kepala desa saja….!!, kata suami karena tak kuat lagi menahan nafsunya, sambil mendorong semua senjatanya.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar